Minggu, 29 September 2019


Terserah Allah

Sesekali aku menengok ke belakang
Terkadang ke atas
Tak jarang ke bawah

Fisikku berjalan ke depan
Tetapi, pandangan mataku penuh kekosongan

Sampai pada akhirnya
Aku berada pada sebuah titik, dimana batinku berbicara
Terserah engkau
                
Terserah engkau ya Allah
Terserah engkau mau melakukan apa dan untuk siapa

Kalau kau bertanya kenapa aku?
Ada apa degan ku?
Jujur
Aku sendiri tidak tahu jawabannya

Seperti ada beban yang belum terlepas dalam pikiranku
Seperti ada ke khawatiran yang melanda batinku

Aku sudah memikirkan tentang sesuatu itu
Tetapi, belum mampu terucap oleh lisanku
Belum dapat ter-ikhlaskan di batinku

Ini seperti ketakutan yang lain
Ketakutan, yang rasanya cuma aku yang tahu

Dikala aku makan di hadir
Dikala aku terdiam dia hadir
Bahkan, dikala aku berjalan dia hadir

Ketakutan, yang belum dapat aku ikhlaskan
Tetapi, dia seperti sudah memberi pertanda
Hatiku yang satu berkata
Beri aku kesempatan
Satu kali lagi
Lima tahun lagi
Sepuluh tahun lagi
Sampai aku mengikhlaskannya
                
Sementara, batinku yang satunya berkata
Terserah Allah
Terserah engkau, mau apa & mau berbuat apa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar