Mengenalmu dahulu adalah
sebuah anugrah
Tapi, penghianatanmu adalah
musibah
Aku tak tahu, benarkah
ucapanmu saat itu
Atau hanya sandiwara,
menutupi salahmu.
Yang ku tahu,
Kesaksianmu...
Sungguh sangat sakit terasa
Ku tahan sesak di dada,
bersama air mata yang hampir tumpah
Ku luapkan segalanya,
bersama dia yang selalu ada
Permintaan maaf dan kata
selalu menunggu
Meyakinkanku, bahwa kau
akan menjadi milikku
Kubiarkan kau berlalu pada
dunia, karena yang ku tahu kau masih di genggamanku
Tetapi, undangan
pernikahanmu kala itu
Seperti membuka aib
keburukanmu
Jakarta
Fitria,
15 Januari 2019
Hmmmm
BalasHapusMaaf..
😥